Wednesday, March 31, 2010

Detik-detik terakhir...

Bismillahirrahmanirrahim...



     Alhamdulillah, rupa-rupanya hampir 3 tahun lebih dan hampir masuk tahun keempat sekiranya cukup bulan 7 ini  penulis berada di kampus hijau ini. Bermula dengan gelaran mahasiswa sehinggalah ke alam pekerjaan walaupun sementara. Begitu pantas masa berlalu dan usia ini semakin hari semakin pendek. Dan sebenarnya masih banyak lagi kewajipan yang belum dilaksana dan terlaksana. Terasa sayang dan sedih untuk meninggalkan bumi UPM yang banyak membentuk, mengajar, memberi dan mengubah diri penulis mempelajari sedikit sebanyak erti kehidupan duniawi yang penuh cabaran. 

Detik-detik terakhir ini, penulis akan pastikan setiap keputusan yang akan dilakukan adalah yang terbaik dariNYA. Bagi penulis, memang sukar untuk membuat keputusan yang tepat dalam pilihan yang ada sekiranya kita tidak memulakannya atau hanya membiarkan ia tergantung begitu sahaja. Sebab itu, ramai sahabat yang sentiasa berpesan dan mengingatkan penulis supaya melakukan solat istikharah setiap hari sebelum tidur. Ya, itukan sunnah Nabi SAW, sudah pasti ia akan membawa kejayaan di dunia dan akhirat. Jangan sesekali meragui, hatta keputusan yang dibuat tidak menggambarkan apa yang diidamkan sebenarnya adalah aturanNYA. Yang pasti ada hikmah di sebaliknya. 
Kehidupan memang memerlukan kita membuat keputusan kerana kita akan menghadapi situasi yang banyak pilihan. Tidak hanya dua tetapi lebih dan semestinya kita kena membuat pilihan yang paling terbaik antara yang terbaik bagi menjamin kehidupan yang bahagia di sana. Sekiranya tersalah membuat pilihan, janganlah sedih atau menyesal kerana di situ kita akan belajar dari kesilapan, dan bermula dengan itu kita akan cuba memperbaiki diri dan lebih berhati-hati serta teliti dalam membuat pilihan dan keputusan dalam hidup.

Allah SWT Maha kaya, Maha Penyayang, sehingga menyediakan hamba-hambaNYA solat istikharah yang mampu memberi petunjuk yang benar dalam membuat pilihan. SubhanaAllah!!! Tetapi, berapa ramai yang telah mengamalinya??? termasuklah diri penulis... Demi ingatan pada diri dan para sahabat, ayuh sama-sama tunaikan solat istikharah ini agar ia dapat memudahkan pekerjaan seharian kita kelak.  InshaAllah.

Istikharah bermaksud 'meminta Allah SWT mengilhamkan sesuatu dalam sesuatu urusan adalah senjata terbaik untuk membuat pilihan yang tepat. Kata Jabir bin Abdullah: "Rasulullah s.a.w. mengajar kami beristikharah dalam semua pekerjaan seperti baginda mengajar kami satu surah dari Al-Quran, sabdanya: 'Apabila seseorang kamu mempunyai rancangan untuk melakukan sesuatu hendaklah dia melakukan solat sunat dua rakaat, kemudian bacalah doa ini.

'Maksudnya: "Ya Allah, aku memohon petunjuk daripada-Mu dengan ilmu-Mu dan aku memohon ketentuan daripada-Mu dengan kekuasaan-Mu dan aku memohon daripada-Mu akan limpah kurniaan-Mu yang besar. Sesungguhnya Engkau Maha Berkuasa sedangkan aku tidak berkuasa dan Engkau Maha Mengetahui sedangkan aku tidak mengetahui dan Engkaulah Yang Maha Mengetahui segala perkara yang ghaib. Ya Allah, seandainya Engkau mengetahui bahawasanya urusan ini (sebutkan...) adalah bagiku pada agamaku, kehidupanku dan kesudahan urusanku sama ada cepat atau lambat, takdirkanlah ia bagiku dan permudahkanlah serta berkatlah bagiku padanya dan seandainya Engkau mengetahui bahawa urusan ini mendatangkan keburukan bagiku pada agamaku, kehidupanku dan kesudahan urusanku sama ada cepat atau lambat, maka jauhkanlah aku daripadanya dan takdirkanlah kebaikan untukku dalam sebarang keadaan sekalipun kemudian redhailah aku dengannya." (sebutkan urusan yang dimaksudkan di tempat yang bertitik).'"
Ameen Ya Rabbal 'Alamin...

Kita ingin segalanya indah, tetapi DIA duga kita dengan segala yang kurang indah, yang pahit. Begitulah putaran kehidupan manusiawi, sering diuji agar hidup lebih bererti. Tidak kira siapa penulis dan juga anda , kita adalah makhluk yang sangat kerdil di sisiNYA.  Berusahalah mendekatiNYA , walaupun sukar tetapi ia sungguh manis dan nikmat dalam usaha menggapai mardhatillah. Moga setiap keputusan atas pilihan yang ada adalah yang paling terbaik anda dan penulis lakukan. InshaAllah...

Monday, March 29, 2010

POLIGAMI

Bismillahirrahmanirrahim...

Penulis cuba memahami situasi seorang sahabat yang sedang berada dalam  keadaan tertekan dan kesedihan yang teramat. Apakah yang wajar dia lakukan untuk memastikan agar keluarganya tidak berpecah belah dan berpisah. Apabila melihat tajuk posting kali ini, penulis sendiri masih belum jelas dan cakna mengenai poligami yang  telah diajar dalam islam. Dan seperti yang sedia maklum, kaum Hawa sangat sensitif dan emosianal apabila membincangkan isu ini kerana mereka akan berkongsi suami tersayang dengan wanita lain yang bakal menjadi isteri kedua atau seterusnya kepada suami mereka. Memang tidak dinafikan poligami adalah sunnah Nabi sallahu 'alaihi wassalam, tetapi sejauh manakah kefahaman anda wahai kaum adam tentang poligami itu sendiri? Bukan mudah untuk berlaku adil pada isteri-isteri yang disayangi. Mulut memang mudah dan ringan untuk dipertuturkan , walaubagaimanapun hati yang hendak tanggung Allah subhanaAllah sahaja yang lebih mengetahui. Penulis sendiri buntu bagaimana ingin membantu dan dari sudut mana untuk memberi kekuatan dan sokongan kepada beliau. Atas sebab itu sendiri, penulis berusaha bertanya pendapat dan pandangan beberapa orang ustaz untuk membantu masalah sahabat penulis ini. Alhamdulillah, di atas keprihatinan seorang sahabat di Seberang, beliau telah menulis artikel mengenai poligami dalam perspektif islam sebagai panduan kepada sahabat penulis. InshaAllah, penulis juga akan membuat perkongsian di sini dan moga-moga ia dapat membantu dan memberi kefahaman kepada semua yang membaca.


Poligami dalam perspektif Islam

    Nikah adalah pola hidup para nabi, benteng para ahli taqwa dan kebanggaan para waliyullah. Seorang lelaki boleh menikahi perempuan-perempuan yang mereka sukai hingga empat orang, dan tentunya dengan kondisi dan syarat-syarat tertentu sehingga membolehkannya untuk menikah lebih dari satu orang (poligami).
    Poligami dihalalkan dalam Islam dan merupakan satu ibadah istimewa yang dapat menaungi keluarganya dengan keberkahan-keberkahan dan kebaikan-kebaikan yang besar apabila disertai dengan pemahaman (ilmu) yang baik dan dilakukan dengan benar berdasarkan dengan apa yang telah dicontohkan Rasulullah Salallahu 'alaihi wassalam. Cukup jelas ayat yang membolehkan poligami sebagaimana termaktub dalam Qu'ran Surah An-Nisa' ayat 3 bahawa seseorang dapat berpoligami dengan 2,3 dan membatasi maksimal 4 , (artinya diharamkan menikahi wanita lebih dari yang disebutkan)
   " Dan jika kamu khawatir tidak akan mampu berlaku adil terhadap (hak-hak) perempuan yatim (bilamana kamu menikahinya), maka nikahilah perempuan (lain) yang kamu senangi; dua tiga atau empat. Tetapi jika kamu khawatir tidak dapat berlaku adil, maka nikahilah seorang saja, atau hamba sahaya perempuan yang kamu miliki,  yang demikian itu lebih dekat agar kamu tidak berbuat zalim " ( An-Nisa' : 3 )
( Note : Berlaku adil adalah perlakuan yang adil dalam memenuhi kebutuhan(keperluan) isteri seperti pakaian, tempat tinggal, giliran, dan lain-lain yang bersifat lahiriah dan batiniah. )
    Masih dalam surah An-Nisa' ayat 129 : " Dan kamu tidak akan dapat berlaku adil di antara istri-istri(mu), walaupun kamu sangat ingin berbuat demikian, kerana itu janganlah kamu terlalu cenderung ( kepada yang kamu cintai ), sehingga kamu biarkan yang lain terkatung-katung. Dan jangan kamu mengadakan perbaikan dan memelihara diri (dari kecurangan), maka sungguh, Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang."  
    Dalam dua ayat tersebut di atas bila dilihat sekilas seperti terlihat pertentangan, di satu sisi seorang laki-laki boleh menikahi wanita lebih dari satu dengan syarat dapat berlaku adil, di sisi lain disebutkan bahawa manusia tidak akan dapat berlaku adil. Inilah sebenarnya yang menjadi sandaran oleh orang-orang yang anti poligami. Sebetulnya tidak ada pertentangan dalam kedua ayat tadi, ayat yang pertama tidak dinasakh oleh ayat yang kedua, tetapi yang dituntut dari sikap adil ialah adil dalam membagi giliran dan nafkah. Adapun sikap adil dalam kasih sayang dan kecenderungan hati kepada isteri itu di luar kemampuan manusia, inilah yang dimaksud dengan firman Allah subhanaAllah tersebut. 
     Dan dari ayat pertama di atas bila kita amati dan cermati secara tekstual, dalam statement "nikah poligami" , mengapa ia diapit oleh kalimah yang artinya jika kamu khawatir/bimbang/ragu , maksudnya poligami adalah suatu hal yang sangat berat dan sulit dilakukan teruatama dalam berlaku adil terhadap istri-istri yang dinikahi karena apabila seorang suami tidak dapat berlaku adil maka secara otomatis suami tersebut telah berlaku terhadap istri-istri dan keluarganya yang artinya hikmah dan tujuan sunnah nikah tidak tercapai.
    Pada dasarnya, poligami adalah hak seorang laki-laki (suami) baik istrinya setuju atau tidak setuju, mengizinkan atau tidak mengizinkan. Namun seorang suami tidak boleh semena-mena menggunakan haknya ini tanpa memperdulikan rambu-rambu syariah yang telah ditetapkan sebagai persyaratan seorang yang ingin melakukan poligami, seperti kemampuan adil di antaara para istrinya, kemampuan memberi nafkah lahir maupun batin kepada para istrinya ( artinya seorang suami pun harus menghargai dan memenuhi hak-hak istrinya ). Poligami boleh dilakukan selama seorang suami mampu dan dapat berlaku adil secara materi dan imateri (lahir dan batin), yaitu seorang suami mampu menafkahi istri-istrinya dan dapat memperlakukan istri-istrinya secara adil dalam pemberian nafkah lahir maupun batin. Tetapi yang terpenting adalah terlebih dahulu seorang suami harus memahami Islam dengan utuh secara umum dan khususnya konsep poligami itu sendiri sebagaimana prakteknya telah dicontohkan oleh Rasulullah Salallahu 'alaihi wassalam, karena tentu tidak cukup bagi seorang muslim jika jika hanya memahami legalitas berpoligami saja, mereka wajib memahami syariat tentang teknis berpoligami itu sendiri. Hal ini penting untuk menekan angka kesalahan praktek berpoligami di tengah masyarakat muslim di seluruh dunia. Suatu hal yang sia-sia apabila seorang suami hanya mengetahui bolehnya berpoligami dalam Islam tanpa mengetahui konsep yang benar secara komprehensif, karena suatu amal yang dilakukan tanpa mengetahui konsep atau ilmunya adalah suatu hal yang berlebihan dan perbuatan sia-sia. 
     Kesimpulan yang dapat diambil dari ayat-ayat serta penjelasan di atas : 
 Syarat-syarat poligami :
PERTAMA membatasi jumlah istri yang dapat dinikahi maksimal empat orang
KEDUA seorang suami mampu ( lahir dan batin/ materi dan imateri)
KETIGA seorang suami menjamin bahawa dirinya dapat berlaku adil 

Bahan Renungan


Rasulullah pertama menikah dengan pada usia 25 tahun dengan Khadijah Khuwailid, yang (pertama) dinikahi setelah Khadijah adalah Saudah binti Zam'ah (65 tahun, sebahagian riwayat menyebutkan 72 tahun, dan secara teori kedokteran wanita dalam usia tersebut sudah menopause). Rasulullah s.a.w mengawini Saudah demi melindungi perempuan tua itu dari keterlantaran dan tekanan keluarganya yang masih musyrik. Atau mungkin juga sebagai balas budi atas jasa suaminya, Sakran ibn Amar, sahabat  yang menyertai Rasul
dalam perjalanan hijrah ke Abessinia. 


Setelah Saudah, Rasulullah s.a.w menikahi Aisyah binti Abu Bakar, satu-satunya istri yang perawan dan masih muda. Selanjutnya, Hafsah bint Umar ibn Al-Khattab, Ummu Salamah, Ummu Habibah, Zainab bint Jahsy, Zainab bint Khuzaimah, Juwayriyah bint Haris, Safiyyah bint HUyay, Rayhanah bint Zaid dan terakhir dengan Maimunah bint Harits terjadi pada tahun ke-7 Hijriyah.

Semua perkawninan Rasul ini berlangsung di Madinah dan terjadi dalam rentang waktu relatif yang pendek, yakni dalam 5 tahun. Jarak antara satu perkawinan dan perkawinan lainnya sangat pendek. Rasul wafat pada 632 M atau tiga tahun setelah perkawinannya yang terakhir. Yang menarik bahawa tidak satupun dari istri itu yang pernah diceraikan hingga turun ayat yang membatasi poligami. Sebagian istri Rasul telah berumur, punya banyak anak, dan janda para sahabat yang gugur dalam membela Islam. 


" Sesungguhnya keluarga Hisyam ibn Mughirah meminta izin kepadaku untuk menikahkan putrinya dengan Ali. Dengarlah bahawa aku tidak mengizinkannya, aku tidak mengizinkannya, aku tidak mengizinkannya, kecuali jika Ali bersedia menceraikan putriku baru menikahi anak mereka. Ketahuilah, Fatimah adalah belahan jiwaku. Barangsiapa membahagiakan Fatimah berarti membahagiakanku. Sebaliknya, barangsiapa menyakitiku, berarti dia menyakitiku. "

Hadith Amrah bint Abdurrahman : " Rasulullah ditanyai, Ya Rasul, mengapa engkau tidak menikahi perempuan dari kalangan Anshar yang sangat terkenal kecantikannya?" Rasul menjawab : " Mereka adalah para perempuan yang sangat pencemburu dan tidak akan sabar dimadu, sementara Aku mempunyai beberapa istri dan aku tidak suka menyakiti kaum perempuan berkenaan hal ini."


Yang harus dipenuhi suami di antara kewajipan dan hak tersebut adalah seperti yang tercantum dalam sabda baginda Nabi Muhammad Shalallahu 'Alaihi Wassalam dari sahabat Muawiyah bin Haidah bin Mu'awiyah bin Ka'ab Al-Qusyairy radhiallahu anhu , ia berkata : Saya telah bertanya, " Ya Rasulullah, apa hak seorang isteri yang harus dipenuhi oleh suaminya?" Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wassalam menjawab: Engkau memberinya makan apabila engkau makan, engkau memberinya pakaian apabila engkau berpakaian, janganlah engkau memukul wajahnya, janganlah engkau menjelek-jelekannya, dan janganlah engkau tinggalkan dia melainkan di dalam rumah (jangan berpisah tempat tidur melainkan di dalam rumah. " (HR. Abu Dawud, Ibnu Majah, Ahmad, Ibnu Hibban, Al-Baihaqi, Al-Baghawi, An-Nasa-i . Hadits ini dishahihkan oleh Al-Hakim, Adz Dzahabi dan Ibnu Hibban)

Mengajarkan ilmu agama di samping hak di atas harus dipenuhi oleh seorang suami, seorang suami juga wajib mengajarkan ajaran Islam kepada istrinya. 

Nasihat Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wassalam kepada Para Wanita

" Bershadaqahlah kalian! Karena kebanyakan kalian adalah kayu bakarnya Jahanam! " Maka berdirilah seorang wanita yang duduk di antara wanita-wanita lainnya yang berubah kehitaman kedua pipinya, iapun bertanya, "  Mengapa demikian, wahai Rasulullah ?" Beliau menjawab : " Karena kalian banyak mengeluh dan kalian kufur terhadap suami! " ( HR. Bukhari )

Dari Abu Hurairah, Rasulullah SAW bersabda : " Dan janganlah seorang istri meminta (suaminya) menceraikan saudari (madu) nya agar memperoleh nafkahnya "


Wallahu 'Alam.

 p/s : Penulis tidak mengolah susunan bahasa dan ayat dari penulis asal supaya tidak menjejaskan maksud yang ingin disampaikan. Moga-moga bermanfaat.
Syukran jazilan pada Teguh Adiwijaya di atas perkongsian ini. 


adie_qadlausy@yahoo.co.id




  

Thursday, March 18, 2010

SubhanaAllah!!! cantiknya aturan Pencipta

Bismillahirrahmanirrahim...


      Kebetulan semalam selepas penulis membaca artikel mengenai 'MATI' di laman puteraazhari.blogspot.com, penulis didatangi oleh seorang wanita yang bermotosikal semasa berjalan pulang ke rumah. Wanita yang memakai hijab itu sebenarnya ingin ke hospital Serdang tetapi tidak tahu jalan dan meminta penulis menunjukkan jalan atau direction untuk ke sana. Memandangkan agak sukar untuk wanita tersebut memahami jalan ke sana, mungkin kerana penerangan yang kurang jelas oleh penulis sendiri lalu penulis mengambil keputusan untuk mengikutinya sendiri ke hospital.  Menurut wanita itu, dia ingin menziarahi jenazah anak kawannya yang baru sahaja meninggal dunia akibat kemalangan jalan raya. Sepanjang perjalanan melalui UPM dan MARDI menuju ke hospital, penulis mengambil peluang untuk berta'aruf dengan wanita tersebut. Kami seolah-olah telah lama saling mengenali padahal tidak sampai setengah jam kami baru bertemu di tepi jalan. Daripada perbualan kami, rupa-rupanya wanita itu merupakan seorang ibu kepada 3 orang anaknya dan menetap di Sungai Ramal. Perkenalan hasil aturanNYA begitu indah kerana begitu banyak ilmu yang penulis dapat kutip sepanjang satu malam itu bersama Kak Su yang berasal dari Kelantan. Setibanya di hospital, kami segera ke kaunter pertanyaan untuk mendapatkan maklumat mengenai jenazah Hassan yang merupakan anak sulung kepada kawan Kak Su. Menurut petugas kaunter, jenazah telah dibawa ke bilik forensik untuk dibedah siasat lalu kami bergegas ke sana setelah mendapat direction. Perasaan excited muncul kerana penulis teringin sangat masuk ke dalam bilik tersebut kerana sebelum ini penulis pernah bercita-cita untuk menjadi pakar forensik, tetapi Allah s.w.t sebaik-baik perancang. Melalui lorong ke bilik forensik boleh menaikkan bulu roma kerana sangat suci diikuti dengan bau-bau yang kurang menyenangkan. Kami terus ke kaunter Jabatan Bahagian Forensik untuk memohon kebenaran memasuki bilik itu. Malangnya, petugas di situ memaklumkan yang unit mereka tidak menerima sebarang jenazah yang bernama Hassan melainkan mayat Hassan dari Indonesia. Penulis agak kebingungan dan pelik kerana maklumat yang diterima sebelum ini tidak benar. Lalu Kak Su cuba menghubungi keluarga arwah dan sebetulnya jenazah telah dibawa ke rumah setelah polis  hanya mengambil gambar tanpa dibedah siasat. Penulis berfikir-fikir kembali mungkin Allah subhanaAllah masih belum mengizinkan penulis untuk memasuki bilik forensik.


    Alhamdulillah, Kak Su yang nampak muda tetapi jelas banyak pengalaman kerana sering berkongsi pelbagai perkara dengan penulis. Sungguh bertuah kerana mengenali Kak Su. Ada sahaja cerita yang ingin dikongsi dan menyebabkan kami begitu mesra. Menurut Kak Su, dia memang sudah berniat dari awal untul menziarahi arwah dan berhajat untuk ke rumah keluarga arwah yang terletak di Hulu Langat dan bersebelahan dengan rumah ibunya. Kak Su mengajak penulis untuk turut menyertainya. Tanpa berfikir panjang dan ragu, penulis sudi menemani kerana sudah lama penulis tidak menziarahi orang yang telah meninggal dunia. Seingat penulis, jarak ke Hulu Langat jauh tetapi atas rasa prihatin penulis hanya mengikut Kak Su menunggang motosikal ke destinasi. Sepanjang perjalanan itu juga, bermacam-macam perkara negatif yang bermain di fikiran penulis. Betul ke Kak Su nak bawa pergi Hulu Langat? Ke Kak Su nak culik aku? Nau'zhubillah!!! Tetapi Allah s.w.t telah meyakinkan penulis hasil keikhlasan dan niat baik Kak Su untuk menziarahi arwah. Sepatutnya kita tidak boleh bersangka buruk walaupun baru pertama kali mengenali seseorang. 


    Waktu maghrib juga sudah tiba dan penulis meminta Kak Su untuk solat terlebih dahulu kerana kerisauan terlepas waktu Maghrib yang agak singkat. Kami singgah di masjid Hulu Langat untuk menunaikan kewajipan yang difadhukan ke atas setiap muslim.
Rasulullah sallahu 'alaihi wassalam telah bersabda : " Solat itu Tiang agama, sesiapa yang meninggalkan solat, seolah - olah dia telah meruntuhkan agama.."  dan solat adalah perkara pertama sekali yang akan disoal di dalam kubur. Moga kita dan semua umat islam diberi kekuatan dan kesihatan yang baik untuk terus menerus menunaikan solat. Ameen. 
Sewaktu ingin solat, malam itu sebenarnya turut berlangsung kuliah Kitab Riadhus As-Salihin oleh seorang ustaz. Penulis agak kurang selesa untuk solat kerana tirai ruang solat wanita telah dibuka. Tidak dapat tidak, solat wajib dilaksanakan biarlah malu di hadapan Allah subhanaAllah Ta'ala, bukan di hadapan manusia. Sebab itu, kakak penulis selalu berpesan,   
' Utamakan pandangan Allah SubhanaAllah Ta'ala, bukan pandangan manusia '. Jadi, perkara ini harus jelas supaya ia tidak merosakkan ibadah yang dilakukan. Hatta, kita boleh bersolat di mana-mana permukaan muka Bumi bukan hanya di rumah Allah subhanaAllah Ta'ala. SubhanaAllah!!! Sungguh Maha Kaya..Dan itulah kata-kata yang keluar daripada mulut Kak Siti seusai solat, apabila dia mendapati kedua-dua telefon bimbitnya  yang disimpan di dalam jaket telah hilang. "Mungkin itu rezeki dia", Kak Su pasrah dan redha atas ketentuanNYA dan cukup bersyukur kerana menurutnya, dia boleh mendapatkan telefon bimbit yang baru. Penulis cukup sedih dengan sikap manusia zaman sekarang, melakukan perbuatan yang dilarang olehNYA tidak mengira tempat. Walaupun di rumah ALLAH s.w.t sendiri. Sedangkan tempat mulia itu berfungsi sebagai pusat ibadah tetapi dikotori oleh perbuatan terlarang. Moga-moga Allah s.w.t memberi taufiq dan hidayah kepadanya untuk kembali ke jalan yang diredhai. Ameen. 


Perjalanan diteruskan ke kampung Hulu Langat dengan bertemankan malam yang sibuk dengan laluan lori-lori besar di jalan raya. Ia sedikit sebanyak merisaukan penulis kerana keadaan tunggangan kami yang begitu kerdil tambahan pula lampu jalan hanya memancar cahaya yang malap. Sebelum sampai ke rumah arwah, kelihatan ramai para jemaah muslimin yang berpakaian solat di sisi jalan. Menurut Kak Su, arwah sudah berada di tanah perkuburan langsung kami parkir motosikal untuk terus ke sana. Entah kenapa, hati penulis berasa sedikit kegusaran dan ketakutan kerana itulah kali pertama penulis menjejakkan kaki ke tanah perkuburan pada waktu malam. Berbekalkan doa dan kalimah Al-Quran, penulis kuatkan kaki untuk terus melangkah dan melihat dengan lebih dekat upacara pengkebumian. Setibanya kami, jenazah telahpun dikebumikan dan kelihatan beberapa orang ustaz sedang  membacakan talkin di sisi pusara. Hampir seratus orang jiran dan penduduk kampung yang mengenali arwah turut hadir untuk mendoakan pemergian arwah yang terlebih dahulu dipanggil Ilahi. 

Kedengaran juga tangisan kecil, perasaan hiba dan sedih pada wajah-wajah hadir. Penulis juga dapat merasakan kesedihan itu tatkala mendapat tahu bahawa arwah sangat dikenali oleh jiran-jiran sebagai anak yang baik sejak kecil. Kehilangan orang tersayang sangat memedihkan tetapi itulah ketentuan Ilahi. Tiada siapa yang boleh mengubahnya melainkan dengan izinNYA. Sebab itu, setiap yang bernyawa pasti akan menghadapi mati. Seperti mana firman Allah subhanaAllah Ta'ala yang banyak terdapat di dalam Al-Quran, antaranya dalam surah Ali-Imran ayat 185 yang bermaksud : " Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam syurga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan."  Semasa penulis menyalami ibu arwah untuk melafazkan ucapan ta'ziah, beliau begitu lemah tidak berdaya sehingga dipimpin untuk berjalan. Itulah kasih seorang ibu terhadap anak yang dikandung selama 9 bulan dan  tunggu saat dilahirkan serta dibesarkan hingga mencapai usia 22 tahun.  Jika ditanya pada sesiapa sahaja, tiada jawapan yang akan mengatakan seorang ibu gembira  dengan  kematian anaknya. Naluri keibuan yang mendalam ini menyebabkan kehilangan yang dirasai ibarat tali yang tidak bergantung. Sesungguhnya hidup di dunia pinjaman ini, kita sebenarnya adalah bukan milik sesiapa. Dan ingatlah dari DIA kita datang dan kepadaNYA jua kita akan dikembalikan. 

Moga arwah Hassan ditempatkan di kalangan orang-orang yang beriman dan mendapat kebebasan azab di dalam kubur. Ameen. 
Malam semakin lewat, Kak Su membawa penulis menziarahi ibunya yang tinggal berhadapan dengan rumah keluarga arwah Hassan. Kesempatan yang ada digunakan untuk bersembang dengan ibu Kak Su yang tampak masih sihat. Memang tidak terkata apabila dua beranak itu bersembang menggunakan loghat Kelantan. Sukar bagi penulis untuk memahami bahasa Kelantan yang sungguh unik itu, mungkin perlu hadir ke kelas bahasa Kelantan. Tetapi ada ke? 
Kami perlu beransur pulang awal kerana perjalanan yang jauh harus ditempuh memandangkan Kak Su mesti menghantar penulis ke Serdang sebelum pulang ke rumahnya di Sungai Ramal, Kajang. Seharian Kak Su menunggang motosikal bermula ke tempat kerja pada paginya sehingga lewat malam tetapi beliau masih tersenyum tanpa menunjukkan rasa penat. Sungguh murni dan ikhlas hatinya kerana melayan penulis dengan begitu baik sekali. Beberapa butir nasihat yang dikongsikan dengan penulis membuatkan penulis begitu kagum dengan ibu muda ini. Apabila diuji, jangan sesekali meninggalkan ibadah-ibadah sunnah dan tahajud kerana di situ Allah subhanaAllah menilai keikhlasan kita dalam menunaikan ibadah padaNYA. Beliau turut mengatakan bahawa apabila ingin mencari calon suami, berdoalah pada Allah subhanaAllah supaya menghadiahkan bakal suami yang lebih baik dari diri  sendiri dan boleh membimbing kita ke jalan yang diredhai, dan jangan sesekali mengharapkan suami yang cukup sempurna sedangkan tiada manusia yang sempurna. 


Perkenalan selama setengah hari ini membuatkan penulis merasakan sungguh indahnya perancangan dan aturanNYA. Setiap hari yang hadir, saat masih bernyawa pasti ada pengalaman yang menjadi bekal untuk dijadikan panduan dalam menyelusuri kehidupan yang penuh cabaran. Tidak kira dalam apa jua keadaan dan apa yang berlaku sebenarnya berkait rapat dengan kehidupan masing-masing. Dari situ, belajarlah untuk mencedok segala yang baik lalu diterjemahkan dalam kehidupan sama ada yang tersirat atau tersirat.


Kak Su, bila agaknya dapat berjumpa lagi...Terima kasih atas segalanya...Alhamdulillah syukur di kurniaan ini Ya Ilahi...

Wednesday, March 17, 2010

Sesekali Diuji...

Bismillahirrahmanirrahim...

 


" Apakah kamu mengira bahawa kamu akan masuk syurga, padahal belum datang kepadamu (cubaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cubaan) sehingga berkatalah rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya : "Bilakah datangnya pertolongan Allah?" Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat. ( Al-Baqarah : 214 )
 
Sesekali diuji...(NICE)

Apa jua bala bencana singgah menerpa
Menguji jauh mananya sabar kita
Mungkin selama ini kita terlupa

Kita terlalu leka dengan nikmat kurniaanNya
Maka diberi sedikit ujian
Menguji tahap keimanan dijiwa

Bila kesusahan
Terasa hidup terlalu payah
Berbagai persoalan menerjah
Baru minta petunjuk hidayah

Usah berputus asa
Kerana ada rahmat disebaliknya
Yang tidak kita ketahui
Dalam hidup ini
Teruslah berdoa

Pada Allah
Pengasih…Pemurah dan Penyayang

Kita terlalu leka dengan nikmat…kurniaanNya
Maka diberi sedikit ujian
Menguji tahap keimanan dijiwa
        
         Saat menyelak dan merenungi lembaran agung Al-Quranul Karim disoroti dengan bait-bait lirik lagu 'sesekali diuji', penulis dapat merasakan kekuatan dalam diri agar menerima ujianNYA dengan redha. Ya, kerana setiap waktu penulis sering mengingatkan sahabat-sahabat bahawa ujian adalah nikmat, tanda kasih sayang DIA kepada kita. DIA lebih mengetahui apa yang terbaik untuk hamba-hambaNYA seperti mana firmanNYA dalam surah Al-Baqarah ayat 286 yang bermaksud :
" Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya. (mereka berdoa): Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami tersalah. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya. beri ma’aflah Kami; ampunilah Kami; dan rahmatilah kami. Engkaulah penolong kami, Maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafir."

Emosi dan fikiran ini sedikit terganggu. Mana mungkin kali ini penulis tewas dengan tarbiyyah dariNYA yang hanya sedikit jika dibandingkan dengan ujian yang ditimpakan kepada Junjungan Besar Nabi Muhammad Sallahu 'alaihi wassalam... Terlalu jauh... Itulah bukti cinta Allah SubhanaAllah Ta'ala kepada penciptaanNYA dan bagaimanakah kita? Sebenarnya masih ramai lagi di kalangan kita yang ragu-ragu dan berburuk sangka denganNYA setiap kali diuji. Nau'zubillahi min zalik.  Merenung kembali ayat 216 di dalam surah Al-Baqarah yang bermaksud :
“Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.” telah mengajar penulis untuk lebih bersederhana dalam setiap perbuatan bilamana kesilapan yang pernah dibuat dijadikan pengajaran demi meneruskan kehidupan yang masih panjang.  
Tahukah kalian bahawa nikmat ujian itu bukan hanya berbentuk kemiskinan, kesakitan, penderitaan, kekecewaan, kesedihan, kesakitan dan segala kekurangan tetapi kemewahan, pangkat, kejayaan, anak-anak  dan segala yang menyeronokkan juga merupakan ujian buat manusia. Dan ia bergantung kepada setiap individu untuk menilai setiap aras ujian itu berdasarkan keimanannya pada Allah subhanaAllah Ta'ala. 

Dari situ, belajarlah menerima setiap pemberian dariNYA dengan penuh syukur kerana ia sebenarnya akan mengajar kita agar menjadi manusia yang sentiasa memautkan kebergantungannya pada Ilahi. Setiap langkah hala tujunya akan berpandukan Kitab suciNYA dan himpunan hadith baginda Rasulullah sallahu 'alaihi wassalam.  Yakin dan percaya lah pada diri sendiri kerana setiap ketentuan Ilahi bukan tiada bersebab melainkan tanda ingatanNYA pada kalian. Berusahalah mengingati Allah subhanaAllah setiap detik dan ketika, panjatkan doa kerana DIA Maha Mendengar setiap pengaduan serta hamba-hambaNYA di sepertiga malam. Janganlah berputus asa dengan rahmatNYA. Kuatkan semangat, berfikirlah secara positif agar lebih bersedia menghadapi setiap mehnah atau ujian yang mendatang tanpa diundang. 

Ingatlah Allah subhanaAllah sekali lagi telah berfirman dalam surah Al-Hadid ayat 22 yang bermaksud : " Tiada suatu bencana pun yang menimpa di Bumi  dan tidak pula pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (lauhul mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah SubhanaAllah."



Setiap manusia inginkan kebahagiaan dalam melayari bahtera kehidupan, tetapi kehidupan tidak akan bermakna jika tidak didatangi ujian Ilahi. Belajarlah mengharunginya dengan penuh tabah, sabar dan redha demi kasih dan redha Yang Maha Esa. InshaAllah, DIA sentiasa bersama kalian dan juga penulis. 

' Kadang - kadang kita berdoa untuk kuat tetapi banyak pula dugaan datang, 
kadang-kadang  kita minta cerdik tetapi masalah pula yang timbul,
kadang-kadang kita minta kebahagiaan tetapi huru hara pula.
Dugaan menjadikan mental kita kuat, 
masalah menjadikan kita berfikir,
huru hara menjadikan kita tabah.'
Hebatkan Allah ...
Semua ada hikmah.
Sekiranya manusia tahu hadith ini,
Telah berkata Jibrail:" Wahai Tuhan, Engkau sampaikan hajat hambamu,
maka Allah menjawab : Biarkan hambaKU itu, kerana AKU mencintai suaranya"

Friday, March 12, 2010

SYOKNYA TONTON ...Jom beramai-ramai

Bismillahirrahmanirrahim...


   Di kesempatan yang ada ini, penulis ingin mengajak dan menjemput warga muslimah khususnya untuk bersama-sama kami Nisa' Puchong dan penduduk sekitar Serdang memeriahkan Program Syoknya Tonton yang merupakan program julung kalinya di Serdang. Seperti yang sedia maklum, medium hiburan kini sangat rancak dan menjadi kegemaran generasi muda yang sentiasa dahagakan muzik dan filem yang menarik di pawagam. Justeru, Nisa' Puchong mengambil alternatif untuk menganjurkan satu program berbentuk tayangan filem yang bersesuaian untuk tayangan umum dan antara objektif yang kami gariskan adalah :
  1.  Membawa masyarakat khususnya generasi muda menilai filem dari perspektif islam.
  2. Mengupas dan menghuraikan implikasi filem terhadap pemikiran dan pembinaan tamadun manusia khususnya generasi muda.
  3. Merealisasikan hasrat Nisa' Puchong untuk mempunyai hubungan yang rapat dengan golongan muda. 
  Moga usaha yang dijalankan ini sedikit sebanyak dapat memberi pendedahan dan manfaat kepada hadirin yang datang terutamanya golongan muda. InshaAllah, sepanjang program ini terdapat juga aktiviti yang menarik dan kepada anda yang bergelar muslimah jangan lepaskan peluang ini. Datanglah beramai-ramai ke Program Syoknya Tonton 2010.
Makluman program adalah seperti berikut :


SYOKNYA TONTON

TARIKH : 13 MAC 2010 bersamaan 27 RABI'UL AWAL 1431 H (SABTU)
TEMPAT : BALAI MASYARAKAT JALAN 5/6 SERDANG JAYA , SRI KEMBANGAN, SELANGOR.
MASA : 1.30 P.M - 6.30 P.M
FILEM : KETIKA CINTA BERTASBIH

sebarang pertanyaan dan maklumat lanjut boleh hubungi 0195032494 atau 0139992184

Penulis juga berharap agar program ini berjalan lancar dan mendapat keredhaan Ilahi seterusnya mencapai objektif yang digariskan. InshaAllah..

<<<<<<>>> >>


Wednesday, March 3, 2010

Duhai yang disayangi

Bismillahirrahmanirrahim...



     Seorang sahabat bertanya kepada Rasulullah s.a.w: " Siapakah yang menjadi sahabat yang paling baik bagi kami? " Jawabnya, " Seorang apabila kamu pandangnya kamu teringat akan Allah s.w.t. Apabila kamu dengari percakapannya, pengetahuan kamu mengenai islam bertambah, apabila kamu melihat kelakuannya kamu teringat akan kehidupan." Moga ukhwah kita diberkati dan diredhai Allah s.w.t.

Terkenang saat bersama dia ketika mula-mula melangkah ke alam kampus.  Kami mula mengenali dan menjadi rapat setelah berkongsi di bilik hostel yang sama. Penulis masih ingat lagi pada waktu itu, kami sangat muda dan mentah untuk menempuh dunia kampus yang tidak dapat lari daripada menerima kejutan budaya atau 'culture shock'. Sebab itu semasa di matrikulasi, Cikgu Mariam sudah berpesan supaya cari dan menyertai Persatuan Mahasiswa Islam apabila masuk ke universiti nanti dan beliau turut mengingatkan kami supaya mencari sahabat-sahabat di surau kerana dunia kampus sangat mencabar. Sekiranya salah memilih kawan, kelak kita akan tersasar daripada laluan terang yang akhirnya akan bertukar menjadi gelap gelita. Alhamdulillah dengan berkat dan amanat terakhir Cikgu Mariam dan atas izinNYa penulis masih lagi dalam peliharaanNYA. InshaAllah.

Terlalu banyak nostalgia suka dan duka kami sepanjang hampir tiga tahun menuntut ilmu di menara gading. Jika diimbas kembali pasti penulis amat sedih apabila teringat pada seorang sahabat yang sama-sama satu sekolah, satu matrik dan akhirnya belajar di universiti yang sama. Kami ibarat kembar juga belangkas kerana sentiasa bersama ke mana-mana. Sehingga nama kami sering tertukar apabila dipanggil dek kerana nama kami yang hampir sama walaupun lain mak dan ayah. Sukar untuk dicerita dan dilupakan tetapi biarlah dirinya sentiasa dilindungi Allah s.w.t. Persahabatan kami benar-benar teruji ketika itu. Biarlah DIA yang lebih mengetahui.

Walhamdulillah di atas kurniaan seorang sahabat yang penulis ingin ceritakan ini.  Kini, dia telah kembali pulang ke kampungnya kerana dia lebih diperlukan di sana.Ya, untuk apa? Untuk terus berjuang, berbakti, berkhidmat dan memanfaatkan segala ilmu yang dipelajari ke lapangan ummah. Kerana DIA lebih mengetahui yang mana lebih terbaik untuk hamba-hambaNYA.  Penulis juga yakin sahabat ini sudah cukup berpengalaman dan bisa memikul amanah dalam mencorakkan kehidupan amal islami di sana dengan sedikit sebanyak ilmu yang dikutip sepanjang perjalananan. Jiwa dan minat yang sama memudahkan interaksi antara kami dan menjadikan kami lebih akrab dalam menjalankan aktiviti yang lebih kepada program-program berbentuk majlis ilmu. Saban kali kami tidak akan melepaskan peluang untuk menyertai majlis-majlis ilmu sehinggalah kami menyertai usrah setelah mendaftar sebagai ahli Persatuan Mahasiswa Islam. Alhamdulillah, ia dapat mengisi kekosongan jiwa kami ketika itu kerana saat itu kami dikelilingi masalah sosial yang sangat teruk walaupun kesemua mereka adalah mahasiswa yang intelektual, tetapi kontang sahsiahnya terutama sekali masalah dari segi pergaulan bebas dan fesyen pakaian yang agak keterlaluan. Hati ini juga sering juga memohon padaNYA agar dijauhkan dari segala kemungkaran dan memautkan hati ini pada rumahNYA. Sesungguhnya DIA Maha Mendengar dan Maha Memperkenankan!

Ilmu dan pengalaman mematangkan kami untuk terus menaburkan butir-butir kalimah NYA yang sangat bernilai di muka Bumi agar dapat membentuk gagasan-gagasan dan rantaian yang utuh dalam menjayakan misi keagunganNYA dan RasulNYA. Sudah 23 tahun kami bernafas hingga kini masih berpeluang menyedut udara yang tidak terbayar oleh manusia. Atas kesedaran dan pilihan yang dibuat apatah lagi kewajipan yang tergalas di bahu setiap orang islam, kami teruskan langkah meneruskan misi menyelamat aqidah dan akhlak ummah Islam. Moga diberi kekuatan. Ameen. 


Tidak kira jauh atau pun dekat, tidak kira di mana penulis dan dia dicampakkan, teruskan lah berbakti , teruskan berjuang, hidupkan sunnah dan Al-Quran kerana Rasulullah s.a.w telah berpesan yang bermaksud : " Sampaikan perkataan-perkataanku walaupun sepotong ayat." . Rasa sedih masih tersimpan di dalam hati kerana ditinggalkan tetapi ingatlah DIA Ya Bariq! yang mengatur agenda hidup makhluk-makhluknya. Di situlah, kita akan terus diuji sejauh mana usaha kita untuk menegakkan islam di zaman fasakh dan mungkar. 

Tidak terungkap  segala isi hati penulis, namun yang penting sahabat adalah tulang belakang kepada setiap daripada kita. Cari dan pilihlah sahabat yang membawa kita lebih dekat padaNYA. Jadilah sahabat seperti Saidina Abu Bakar r.a yang sentiasa bersama Rasulullah s.a.w semasa susah ataupun senang.

Buat sahabatku,

Maaf kan salah silapku,
Ku tahu perpisahan ini
hanya sementara,
saat kau diperlukan
ada yang lebih memerlukan
setiap minit bersamamu,
sungguh istimewa,
kecekalan dan ketabahan
juga keberanianmu
amat mengkagumkanku
dirimu jauh beribu batu
tetapi sentiasa dekat dihati
moga Allah swt ikat hati kita
di jalan yang diredhaiNYA
teruskan berjuang sahabatku
walau ku tiada di sisi
pasti DIA akan menemani
Ku amat berharap dirimu 
dibawah peliharaanNYA
ku amat menyayangimu
tegurlah atas silapku
ku harap dapat bertemumu lagi
Moga ukhwah ini lillahi ta'ala
Ameen.